Riview By : Leo (http://7leopold7.com/)
Selamat pagi Bro dan Sis,
Sudah weekend lagi, saatnya utk menulis artikel hehe
 |
Ninja 650, 650 CC, 2 silinder, 71 HP |
Pilih yang mana? disini biasanya faktor selera dan ketersediaan stock yang bermain hehehe.
Sabtu pagi tadi saya janjian dengan mas Lexy senior blogger utk riding di sekitar Serpong. Ndilalah saat ketemu di rendevouz point, saya ditawari mas Lexy untuk mencoba Ninjo, panggilan kesayangan Ninja 650 Ijonya. Wahh kesempatan baikk untuk membandingkan nih..Makasih banyak mas Lexy.
 |
Mas Lexy dengan si Ninjo nya |
Kami bertukar tunggangan. Rute Giriloka-Foresta-Summarecon pp pun kami ambil.
Riding Position.
Sangat bersahabat. Ini seperti bertemu dengan seseorang yg belum pernah kita kenal namun kita bisa langsung merasa sangat akrab. Kedua tapak kaki dapat menapak dengan sempurna. Ergonomi sangat nyaman dan relax, tubuh tidak terlalu tegak, juga tidak terlalu membungkuk. Tumpuan pada pergelangan tangan ringan.
Posisi setang lebih tinggi drpd crotch/pangkal paha. Dan sudut lutut tidak terlalu menekuk ke belakang.
Saat saya coba kalkulasi perbandingan ergonomi dengan memasukkan data fisik saya menggunakan
http://cycle-ergo.com/
Terlihat perbandingan yang cukup signifikan antara riding positon Ninja 650 dan ZX6R. Selisih forward lean, sudut condong ke depan hampir 30 derajat bagi orang dg ukuran tubuh seperti saya. Belum lagi seat height ZX6R memang hampir 2 cm lebih tinggi.
Riding position sport bike seperti ZX6R memang enak untuk dilihat oleh orang lain. Pas di lampu merah atau di tengah kemacetan lalu lintas Jakarta: kerennnn dan sporty.
Tapi bagi yang ridernya hehehe… siap2 bergetar otot lengannya…
Karakter Tenaga.
Moment ketika kita mulai perlahan memutar throttle gas, moment itu juga tenaga menyeruak masuk. Tenaga padat berisi mulai dari RPM rendah di 3500 naik sampai di 9000. Sebagai satu kesatuan dan tidak terputus.
 |
RPM revving up dr 3500 ke 9000 tanpa jeda tenaga dan putus |
Berbeda dengan ZX6R yang cenderung ‘kalem’ diputaran RPM di bawah 8000, dan baru meledak melontarkan tenaga saat RPM dikintir diatas 9000, Ninja 650 memang sudah membunuh sedari awal.
 |
ZX6R monster yang baru bangun saat RPM dikintir diatas 9000 |
Saya merasa mencapai kecepatan 173 km/jam justru lebih cepat dengan menggunakan Ninja 650 ini ketimbang dengan ZX6R. Harus diuji dengan racelogic sih, apakah itu betul obyektif atau hanya karena tarikan torsi yang saya rasakan.
Saat menghitung panjang nafas per gigi berikut data yang didapat:
Gigi 1 – 90km/jam – (bandingkan dg ZX6R yg mencapai 125km/jam di akhir gigi 1)
Gigi 2 – 135km/jam
Gigi 3 – 162km/jam
Kalau dilihat spesifikasinya memang tidak aneh
Ninja 650 torsi maksimum adalah 64 N.m (6.5 kgf.m) / 7.000 rpm
sementara ZX6R adalah 66.7 N.m (6.8 kgf.m) / 11.800 rpm
Torsi maksimum didapat oleh Ninja 650 jauh lebih awal dibandingkan ZX6R.
Menurut mas Lexy, torsi Ninjo terasa semakin besar semenjak knalpot standar dilungsurkan dan diganti dengan knalpot custom double barrel pesanan ke Bro Gary.
Cornering dan Braking.
Di area ini memang ZX6R lebih superior. Karena tiga hal:
1. Didukung oleh suspensi up-side down yang presisi, kita akan merasa lebih confident, percaya diri melakukan cornering dengan ZX ketimbang Ninja 650. Ninja memang lebih enteng, tapi feedback suspensi yang dirasakan oleh lengan saat kita harus high speed cornering tidak semantap ZX
2. Apalagi posisi bar stang yang cenderung tinggi dengan sudut rake yang lebih rebah ke depan, mengurangi kenyamanan saat berbelok.
Rake Ninja 650 – 24.5° sementara ZX hanya 23.5°
3. Peranti pengereman, Baik ukuran disc, jumlah piston maupun spec betul2 beda.
ZX 320 mm disc dengan 4 piston, Ninja 300 mm dgn 2 piston.
Desain.
Ada satu hal yang mengganggu saya semenjak pertama kali melihat Er6n atau Ninja 650: Desain Tanki. Bentuknya jenong dan berpunuk seperti unta.
 |
Desain tangki Ninja 650 edisi 2009 justru lebih sporty dan baik. Saat ini Tangki terlihat lebih jenong dan berpunuk. |
Ini menyulitkan kalau kita perlu membawa tank bag atau kalau berakselerasi dan menunduk. Dari segi tampilan juga membuat ill-feel.
Diluar tangki, saya rasa Ninja 650 desainnya cukup baik. Shock belakang yang dipertontonkan membuat aura berotot semakin kuat. Gagah.
Kesimpulan Akhir.
Kebanyakan bergaul dengan genre sport, saat melihat Ninja 650 saya awalnya underestimate. Terutama karena desain.
Namun ternyata potensi torsinya luar biasa. Padat dan berisi. Torsi Ninja 650 ini bahkan setara dengan Ducati Monster 696 yang 50 cc lebih besar dan 250 % lebih mahal. Juga tipis bedanya dengan ZX6R yang 2 kali lipat lebih mahal.
Jadi, ZX6R atau Ninja 650?
Kalau dianalogikan, ZX6R ini adalah high heels, sepatu hak tinggi 10 cm.Sementara Ninja 650 adalah sepatu santai untuk jalan..
High heels memang indah, menarik untuk dilihat, namun sepatu santai tetap lebih nyaman dikenakan utk jalan.
Seperti review saya sebelumnya, ZX6R adalah born to race bike, sangat fokus dan committed. Sangat dominan pada RPM atas. Tapi, untuk kondisi jalanan di Indonesia, sayangnya, Ninja 650 sebenarnya adalah jenis yang lebih tepat. Baik itu untuk touring luar kota maupun cruising dalam kota.
Namun, siapapun tahu. Pasar di kelas ini bukan sekedar mencari soal ridability, atau tingkat kenyamanan untuk dikendarai. Kalau ridability lebih utk kendaraan operasional. Pasar di segmen ini juga mengutamakan riding experience, pengalaman berkendara yang berbeda. Itu sebabnya bbrp brand motor yang sebenarnya tidak enak dikendarai karena mudah overheat, banyak trouble, indent parts kalau rusak lama tetap saja laku dan diminati.
(leopold7.com/suryaMCR)